17 May 2013

SEKOLAH DAMBAANKU

Sekolah Dambaanku
Mochamad Rezkha Fauziansyah
MAN JONGGOL XI IPA 1 

  

  Indonesia memang negara yang memiliki banyak keunggulan, bahkan di berbagai bidang termasuk dalam dunia pendidikan. Tapi entah ada yang salah atau ada penyalahan secara sengaja, sistem dunia pendidikan Indonesia seolah-olah terlihat sebagai sistem pendidikan yang sangat bobrok. Dengan berbagai macam kekurangan di hampir semua aspek yang membuat pandangan tersebut semakin menguat.
  Guru-guru yang telah di sejahterakan oleh pemerintah dan yayasan-yayasan seperti tak melihat sisi positif yang telah diterima oleh guru-guru tersebut, dengan harapan untuk menjadikan kinerja guru-guru ini menjadi lebih baik dan profesional, namun berbeda dengan kenyataan nya beberapa guru-guru tersebut cenderung tetap melihat sisi negatifnya dan memanfaat kan "kesejahteraan" itu sebagai sarana untuk memuaskan hajat hidup pribadi.
  Rasanya berbeda dengan khayalanku mengenai guru-guru yang mengajar di sekolah dambaanku sendiri, guru-guru yang berdedikasi tinggi, yang mengetahui situasi hati peserta didiknya, yang disiplin tinggi terhadap waktu, guru-guru yang dapat dirangkum dalam satu kata yaitu Professional. Khayalan mengenai guru-guru di sekolah dambaanku itu menjadi khayalan semata jika kita bericara di negeri ini, semua guru tidak dapat di pukul rata untuk menjadi pribadi guru yang seperti itu. Guru yang bijak adalah guru yang mengakui muridnya lebih pintar darinya, bukan guru yang melarang peserta didiknya untuk berfikir out of the box.
  Berbicara tentang kualitas guru yang harus baik pun akan percuma apabila fasilitas di sekolah pun tidak memadai, rasanya ingin bersekolah di bahkan memiliki sekolah dambaan yang memiliki VISI dan MISI yang hebat. Terutam fasilitas akademik dan non akademik yang seimbang, seperti jumlah peserta didik setiap kelas yang hanya 20 orang dan ruangan kelas yang memadai dan mudah di dekorasi oleh siswa sehingga proses pembelajaran jadi lebih intens dan mudah difahami. Perpustakaan yang ditata di ruangan terbuka sehingga memiliki taman bacaan yang mengelilingi kolam air mancur, yang dapat menjernihkan fikiran saat akan di isi oleh ilmu-ilmu yang terdapat pada buku. 
Laboratorium-laboratorium yang membuat proses belajar mengajar menjadi lebih pro-aktif dan faham akan materi yang disampaikan itu dapat dibuktikan dengan praktek-praktek yang menyenangkan di laboratorium. Dan tak lupa pula, tata bangunan, dekorasi taman , dan yang paling penting adalah rumah ibadah.
   Tata bangunan dan taman yang baik akan sedikit lebih nya berdampak terhadap kenyamanan peserta didik dalam melaksanakan kegiatan belajar dan mengajar dan fasilitas-fasilitas pendukung yang sebenarnya tambahan tapi merupakan jantung kreatifitas peserta didik yaitu Fasilitas Olah Raga dan Sanggar Kesenian.

  Kedua aspek tersebut dapat mendukung kreatifitas anak dalam belajar, membuat pemikiran yang out of the box tetap pada jalur-jalur yang positif, sehingga tidak usah menjalankan ujian kelulusan yang sangat memberatkan siswa. Andai saja bersekolah di sekolah dambaan yang peserta didiknya sudah di terapkan sistem penjurusan yang sesuai dengan kemampuan dan kecintaan nya terhadap mata pelajaran tertentu, sehingga perkataan "Kerjakanlah apa yang kamu cintai, maka kamu akan mendapatkan hasil yang terbaik" dapat direalisasikan sejak dini. Walaupun minat peserta didik sering berubah-ubah namun dengan bantuan dari semua aspek pendidik akan memberi jalur-jalur yang akan ditentukan sendiri oleh sang peserta didik, tidak akan ada penyesalan dan pen-justifikasi-an bahwa lembaga-lembaga pendidikan yang salah dalam mendidik karena setiap apa yang peserta didik petik adalah apa yang dia tanam saat dia diberi kebebasan memilih kecintaanya.
Jika semua itu berdasarkan kecintaan maka ujian kelulusan pun disesuaikan dengan kasifikasi sang peserta didik, jangan mementingkan rating pendidikan di mata dunia dengan terus menaikan nilai kelulusan yang semakin tinggi tiap tahunya. Namun cukup dengan mendukung kecintaan sang peserta didik, maka mereka dengan sendiri nya akan mengangkat rating pendidikan Indonesia di dunia dengan bidang mereka masing-masing.
 Berbicara kecintaan, tak selamanya peserta didik mencintai salah satu bidang di lingkungan akademik, tapi ada juga peserta didik yang lebih cinta terhadap hal-hal di luar akademik yang bersifat ekstrakulikuler diantaranya adalah ekskul bidang olahraga seperti basket, voli, dan sepak bola, ekskul bidang kesenian seperti tari, band, degung dan lainya. Tak lupa pula ekskul organisasi-organisasi yang bersifat kesiswaan, seperti OSIS,ROHIS,PASKIBRA,PMR dan tentunya PRAMUKA.


  Harapan yang besar akan tetap tercurah bersama ikhtiar keras para generasi "pelurus" bangsa terhadap sistem pendidikan di negeri ini. Yah, Indonesia, negeri yang seharus nya menjadi negeri super power dunia karena kekayaan alam, budaya, dan sumber daya manusia potensial. Banyak yang harus di perbaiki dan banyak pula yang harus di rintis untuk kehidupan pendidikan Indonesia di masa yang akan datang, biarlah negara merugi di anggaran pendidikan dalam beberapa periode untuk meningkatkan kualitas, asalkan pengorbanan itu menjadi buah yang manis yang bisa menghilangkan betapa perihnya saat kita semua rakyat Indonesia menanam benihnya.

No comments:

Post a Comment